Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tingkatan Hidup Orang Kristen (3)

level-kehidupan-kekristenan
P
ada bagian kedua kita melihat kehidupan 
tokoh-tokoh Alkitab yang dibentuk Tuhan untuk menjadi hambaNYA yang luar biasa

Kehidupan di padang gurun adalah kehidupan yang harus dijalani oleh semua orang yang telah dipanggil Tuhan

Suatu masa persiapan untuk menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang handal/luar biasa.

Sebagai manusia apalagi di jaman yang serba instan ini, dimana semua orang mengharapkan semua hal bisa cepat terjadi, maka masa di padang gurun adalah masa yang paling menyusahkan dalam hidupnya. 

Tuhan yang biasanya dekat, tiba-tiba saja menghilang dan tak dapat ditemukan. Doa-doa serasa menghantam tembok, tidak ada yang terjawab, usaha-usaha berantakan, tidak ada yang berhasil.

Apakah benar Tuhan meninggalkan seseorang dalam masa padang gurun ? Tidak, Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anakNYA, hanya saja IA melihat kita dari kejauhan. 

IA melatih kita untuk menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan kita, apakah kita tetap berpegang teguh padaNYA, atau lari meninggalkan DIA. Di padang gurunlah karakter seseorang diubah oleh Tuhan.

Padang gurun adalah masa pemurnian, tempat dimana kedagingan dihancurkan, tempat dimana motivasi-motivasi dimurnikan, tempat dimana kita semua dibentuk agar mempunyai karakter ilahi, tempat dimana kita akan diubahkan menjadi seperti Tuhan kita Yesus Kristus.

Satu hal yang harus kita ingat, walaupun kita berada dalam padang gurun, ALLAH tidak pernah membiarkan kita kekurangan. TUHAN selalu mencukupi segala keperluan kita, hanya saja keperluan yang dipenuhi oleh Tuhan, ialah kebutuhan dasar kita. 

Sama seperti Israel dipadang gurun dipenuhi kebutuhannya akan makanan (manna), tetapi hanya makanan untuk menyehatkan tubuhnya saja, bukan makanan yang bisa memuaskan lidah kita.

Tuhan juga tetap menyediakan pakaian buat kita, hanya saja pakaian yang diberikan bukan pakaian yang dapat memuaskan keinginan daging kita, tetapi pakaian yang membuat kita tidak telanjang, dan tidak kedinginan. (Ingat bangsa Israel, pakaian dan kasutnya tidak rusak selama 40 tahun).

Padang gurun adalah tempat ALLAH mengajarkan bahwa “manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi dari firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Kedagingan selalu menuntut tidak pernah dapat dipuaskan, tidak pernah ada kata cukup keluar dari mulut kita, selalu saja setiap orang merasa kekurangan. 

Di padang gurun Tuhan mengajarkan kita arti kita-kata “kebutuhan” bukan “keinginan atau keperluan”.

Contohnya setiap manusia membutuhkan pakaian, tapi daging membutuhkan pakaian yang ber merek (terkenal). 

Manusia membutuhkan rumah, tapi daging menginginkan rumah yang lebih besar dari yang kita miliki sekarang. Kita membutuhkan kendaraan, tetapi daging selalu tidak pernah puas dengan kendaraan yang kita miliki, dan seterusnya.

Untuk itulah diperlukan padang gurun, agar manusia dapat berkata kepada daging, “cukup, segala yang kubutuhkan telah dipenuhi oleh Tuhan. Manusia belajar arti kata-kata, “banyak yang diperlukan, beli yang dibutuhkan

Tuhan tidak pernah membatasi keinginan kita, hanya saja Tuhan tidak menginginkan keserakahan dalam diri kita. 

Seseorang yang telah dilatih dipadang gurun, akan sadar bahwa semua yang dia miliki adalah milik Allah, dia hanya menjadi perantara Allah dalam menjalankan berkat-berkat yang diberikan kepadaNYA, sehingga setiap ia mau menggunakan harta yang Allah berikan kepadanya, akan ia tanyakan dahulu kepada pemilik harta tersebut, apakah ia boleh menggunakannya ?

Ia tidak akan lagi menggunakan uangnya atau hartanya yang lain untuk memuaskan nafsu kedagingannya, karena ia sadar, apabila ia salah menyalahgunakan harta yang dititipkan kepadanya, akan membuat sang pemilik harta marah kepadanya. Keserakahan akan dihancurkan di padang gurun.

Banyak pelayanan saat ini yang bekerja atas dasar keinginan kedagingan, semua yang diperbuat adalah baik menurut ukuran manusia, tetapi bukan menurut ukuran Tuhan. 

Banyak hamba Tuhan diberikan berbagai macam karunia dengan maksud agar karunia tersebut digunakan untuk kemuliaan nama Tuhan, tetapi yang terjadi ialah karunia digunakan untuk nama besar hamba Tuhan tersebut dan berarti ia telah mencuri kemuliaan Tuhan.

Tuhan tidak pernah membiarkan kemuliaanNYA dicuri, setiap orang yang mencuri kemuliaan Tuhan akan dihancurkan olehNYA, tetapi siapa yang meninggikan dan memuliakan nama Tuhan, juga akan dimuliakan oleh Tuhan. 

Untuk itulah diperlukan padang gurun, agar manusia mengerti tujuan hidupnya yaitu untuk memuliakan Tuhan.

Setiap orang yang telah “lahir baru” atau telah mendapat "baptisan roh" dipersiapkan Tuhan untuk menjadi pelayan-pelayanNYA. Yang dimaksud menjadi pelayan Tuhan, ialah menjadi pelayan Tuhan ditempat yang telah Tuhan tunjukkan padanya. 

Apabila ia seorang pegawai, maka ia kan menjadi pegawai yang baik, (dan banyak orang yang tertarik kepada Yesus, karena sifat dan cara kerja orang tersebut).

Apabila ia seorang pengusaha, maka ia akan menjadi pengusaha yang baik, (sehingga para pegawainya akan selalu melihat Yesus diwajah pengusaha tersebut). 

Ia juga menyisihkan sebagian besar dari penghasilannya untuk perluasan kerajaan Tuhan dimuka bumi, karena ia mengerti, semua yang ia miliki adalah milik ALLAH, tugasnya hanya sebagai pengelola.

Dunia memisahkan seseorang yang bekerja menjadi pelayan Tuhan (full time) adalah hamba Tuhan. (karena ia mencurahkan seluruh hidupnya untuk Tuhan), sedangkan bagi orang lain yang bekerja di dunia (istilah kerennya market place), kalah rohani dibandingkan dengan orang yang bekerja full time tersebut. 

Pengertian sesat ini perlu diluruskan, tidak ada bedanya kita bekerja di gereja sebagai pelayan Tuhan yang fulltime, atau kita bekerja menjadi pegawai atau pengusaha.

Tuhan hanya melihat hati kita, dan istilah hamba Tuhan diperuntukkan bagi semua orang yang menjadi pengikut Yesus. 

Tuhan juga tidak pernah menyuruh semua orang untuk menjadi pendeta/penginjil/pelayan lainnya, ia telah menugaskan setiap orang di tempatnya masing-masing.

Banyak pendeta yang tidak benar, yang menjadi penipu, yang mencuri uang Tuhan untuk kepentingan perutnya. 

Kita harus ingat, hamba-hamba Tuhan dalam alkitab adalah hamba Tuhan yang tidak pernah dididik di sekolah imam secara formal

Semua murid Yesus dididik langsung olehNYA, Yesus tidak pernah menyuruh Petrus, Thomas, Yohanes dan lain-lain untuk sekolah dibawah imam-imam yang ada pada saat itu.

Yesus juga tidak mencari murid dari lulusan sekolah imam-imam, hanya Paulus yang mempunyai latar belakang teologi, tetapi hidupnya harus dirombak oleh Tuhan, sehingga ia harus tinggal di padang gurun selama 3 tahun. (karena hasil yang ia dapatkan dari sekolah theologi ialah ia senang menganiaya/membunuh orang kristen). 

Yohanes Pembaptis adalah anak seorang imam, tetapi ia mendapat pengajaran bukan disekolah formal imam, ia mendapatnya di gurun pasir diajar langsung oleh Tuhan.

Dunia mengatakan apabila ingin menjadi hamba Tuhan harus mengikuti sekolah theologi, tetapi Tuhan mengajarkan

1 Yohanes 2:27
“Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia".

Seseorang yang telah mendapat baptisan Roh akan mendapat pelajaran langsung dari Tuhan. (dengan catatan orang tersebut memang mau diajar oleh Tuhan). Alkitab adalah satu-satunya sumber pengajaran Tuhan.

Tetapi bukannya melihat kedalam alkitab, banyak orang mencari alkitab lain” dalam hidupnya, mereka belajar tentang firman Tuhan dari buku-buku yang diterbitkan oleh hamba Tuhan yang lain. 

Memang buku-buku tersebut bermanfaat untuk mengajar, dan banyak buku yang dibuat atas petunjuk Roh Kudus, atau penulisannya dibimbing oleh Roh Kudus.

Yang menjadi permasalahan ialah banyak orang kristen membaca buku tanpa mengecek kebenaran akan isi buku tersebut kedalam alkitab (cross chek). 

Misal : banyak buku kristen yang mengatakan bahwa Tuhan akan mengampuni semua dosa-dosa kita, maka orang yang membaca buku tersebut akan merasa dosa-dosanya telah diampuni. (karena ia telah meminta pengampunan dosa).

Padahal dalam Alkitab ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: “dosa kita diampuni dengan syarat kita juga mengampuni dosa orang lain terhadap kita”, ada azas timbal balik di dalamnya, dan kata-kata ini diucapkan oleh Yesus, Tuhan kita.

Dalam padang gurun kita akan jatuh bangun dalam hubungan kita dengan Tuhan, hati yang keras akan Tuhan remukkan, kesombongan akan Tuhan hancurkan, Tuhan akan memurnikan seseorang seperti tukang pemurni logam.

Seorang tukang pemurni logam, akan memasukkan emasnya dalam perapian yang menyala-nyala, sehingga emas yang murni akan terpisah dari segala kotoran yang tadinya melekat padanya. Yesus ingin membentuk jemaat yang kudus, murni dan tidak bercela.

Orang yang dimurnikan tersebut akan menangis dan berteriak kesakitan, tetapi Tuhan tidak berniat membinasakan orang tersebut, ia hanya ingin membentuk orang tersebut, sehingga bisa dipakai menjadi perabot yang mulia. Terserah kita mau dipakai Tuhan sebagai apa?

1 Timotius 2:20
"Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia"

Jadi sekarang terserah kita, apakah mau dipakai untuk untuk menjadi perabotnya (pelayannya) yang mulia atau hanya menjadi perabot yang biasa (pelayan yang biasa-biasa saja). 

Apa yang kita putuskan akan menentukan nasib kita di kekekalan nantinya.

Posting Komentar untuk "Tingkatan Hidup Orang Kristen (3)"

pictory